SIM (Surat Izin Mengemudi) adalah syarat yang harus dimiliki pengemudi kendaraan bermotor. SIM ibaratnya kaya dokumen resmi yang diterbitkan negara bahwa orang tersebut memiliki kecakapan dalam berkendara. Walaupun faktanya tak semua orang yang berkendara mempunyai sim makanya suka adanya razia ataupun penilangan yang dilakukan polisi di jalan raya, yang ga punya sim pasti auto panik nih wkwk...
Saya sendiri sudah kuliah 2 tahun di bandung dan ga punya sepeda motor juga, soalnya emang ga diperluiin sih. Jarak kostan ke kampus lumayan deket, 5 menit jalan kaki juga nyampe. Lagian jalanan di bandung super macetnya jadi malas kalau bawa kendaraan sendiri, biasa kalau mau kemana-mana saya tinggal pesen mamang gojek/grab langsung deh dianter sampai tujuan. Lah...jadi buat apa sim? jadi gini kita harus mikirnya maju kedepan untuk sekarang sih emang ga dibutuhin tapi pasti suatu saat nanti pasti bakal bawa sepeda motor di jalan raya (fyi saya udah bisa bawa sepeda motor sejak SD ya).
Awalnya saya mulai browsing informasi tentang "apakah pembuatan sim C diluar domisili?" dan ternyata bisa deng. Pertama-tama saya daftar dulu di websitenya Layanan SIM Online disana kita diminta untuk mengisi data informasi pribadi kemudian memilih tanggal pembuatan sim di satpas polrestabes bandung, yaitu tanggal 28 februari 2018. ada tiga syarat untuk melakukan pembuatan sim C :
1. e-KTP asli beserta fotocopy 2 lembar
2. Surat kesehatan
3. Membayar biaya administratif pembuatan sim c baru sebesar Rp 100.000
4. ditambah form pendaftaran online yang di print (jika daftar online)
...Oke, persyaratan administrasi ready fisik oke langsung saya cus sama temen (sandi namanya) ke tkp. Hasilnya mengecewakan surat kesehatan yang saya buat di puskesmas sekeloa, deket kostan saya malah ditolak katanya harus yang dibuat oleh dokter yang ada di jalan nias (dibelakang gedung satpas) melayang deh Rp 5.000 ku, terpaksa saya buat ulang mana harganya mahal lagi Rp 40.000 padahal ya, testnya sama aja dengan yang dipuskesmas plusnya cuma ada test pendengaran. Oke, selesai buat surat kesehatan saya langsung balik lagi ke satpas. Eh.. apesnya pendaftaran udah ditutup (maks pelayanan sim jam 10 pagi) mau ga mau balik lagi deh. Untung pendaftaran onlinenya masih bisa digunakan keesokan harinya.
Esok hari tiba, saya langsung menuju tkp. Beberapa tahapan proses mulai dari pendaftaran(loket 1), registrasi entry data(loket 2), identifikasi sidik jari, foto, tanda tangan(loket 3) berhasil dilewati tanpa hambatan. hingga tiba diloket 4, loket ini tempat ujian teori. Disini saya diminta menjawab 30 soal pilihan ganda dalam waktu 30 menit. Alhasil percobaan pertama, saya gagal mendapat kriteria poin minimal untuk dinyatakan lulus jadi minta untuk mengulang lagi minggu depan (fyi jadi kalau gagal disalah satu test maka bisa mengulang min. 7 hari sejak dinyatakan gagal).
Diminggu kedua tes teoriku dinyatakan lulus jadi diizinkan menuju tahap berikutnya yaitu uji simulator(loket 5). Disini greget banget sih, jadi kaya main game motoran di time zone tapi kontrolnya susah banget. Motor pakai kopling terus bener bener banyak aturannya, misal ga boleh mati mesin, melanggar lampu lalulintas/marka jalan terus kalau bawa terlalu kenceng bakal kecelakaan. Ribet beud dah pokoknya. Barulah di percobaan ketiga saya berhasil lolos, leganya...
Next menuju uji praktek(loket 6) disini nih benar-benar menguji kesabaran banget, semua jenis motor yang dipersiapkan adalah berjenis matic padahal saya terbiasa makai motor gigi. Alhasil saya mengulang 8x ditambah percobaan pertama total 9x praktek. Bayangin coba tiap minggu bolak balik ke satpas buat test yang ga sampe 10 menit. Lumayan sih ongkos bolak balik grab ke satpas dari kostan. Tracknya uji praktek sendiri terdiri dari 4 jalur, yaitu
1. Track Zig Zag
2. Track Angka 8
3. Track Pengereman Reaksi (ini yang paling mudah)
4. Track Letter U
Ga nyangka sih bakal bisa lulus murni gini tanpa calo meskipun emang dibutuhkan kesabaran dan tekad untuk terus berusaha. Padahal di test terakhir uda ga niat tuh datang ke satpas ga mandi terus makai sendal jepit doang wkwk... eh malah lulus. Sumpah excited banget 😂
Begitu lulus uji praktek, saya langsung diarahkan untuk ke loket bri untuk pembayaran penerbitan sim c sebesar Rp 100.000 ditambah bayar premi asuransi kalau ga salah sebesar Rp 30.000. Seteleh selesai membayar petugas menginfokan bahwa sim nya belum bisa dicetak karena stok blangko sim yang kosong. lah... udah kaya kasus e-ktp aja blangko kosong segala. Terus gimana ga dapat dong simnya? Tenang, jadi resi/bukti pembayaran itu udah bisa dipakai layaknya sim kalau di razia polisi tinggal tunjukin aja bukti tersebut. yeay udah punya sim dari tanggal 25 juli 2018 meski cuma resi. wkwk...
Akhirnya tanggal 15 september 2018, sim c udah tercetak dan langsung saya ambil di satpas polrestabes bandung. Mantul ini 😁 gg banget mengingat perjuangannya dari bulan februari sampai juli, terus nunggu lagi hingga september.
Oh ya buat ini nih total biaya yang saya keluarkan buat bikin sim c :
- Surat kesehatan dari puskesmas Rp 5.000
- Surat kesehatan dari jalan nias Rp. 40.000
- Biaya administratif penerbitan sim c Rp 100.000
- Biaya premi asuransi Rp 30.000
- grab/gojek bolak balik satpas ga keitung nominalnya, di kira-kira sekitar Rp 60.000
Jadi kalau ditotal sekitar Rp 235.000 lebih murah daripada buat sim lewat calo tapi ya itu harus berjuang guys jangan patah semangat.
PS :
"lebih baik yang murni ya biar sim yang kita dapat barokah. santai aja nikmatin aja prosesnya!"
0 komentar:
Posting Komentar